Wow! 6 Perusahaan BUMN Indonesia Berhasil Masuk Forbes
Majalah Forbes kembali meluncurkan edisi Forbes Global 2000. Pada tahun ini, 6 (enam) BUMN Indonesia tercatat di dalamnya. Keenamnya adalah BRI, Mandiri, Telkom, BNI, PGN, dan Semen Gresik. Banyak kalangan menilai hal ini sebagai masukan positif bagi BUMN.
Sekretaris Kementrian BUMN Wahyu Hidayat mengatakan, masuknya enam BUMN dalam daftar perusahaan paling berpengaruh di dunia merupakan bukti perusahaan plat merah tak kalah dengan swasta. Ia mengakui, selama ini BUMN diremehkan jika dibandingkan dengan swasta. "Namun saat ini sudah berubah. Masuknya enam BUMN menunjukkan kami tak kalah dengan swasta," kata Wahyu Hidayat di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Jumat 20 April 2012 lalu. "Kita juga bisa lebih tinggi dari Unilever, dan lain sebagainya,"
Wahyu mengatakan, kementerian selalu mendukung BUMN untuk menjadi lebih baik. Ini sesuai dengan amanat Menteri Dahlan Iskan. "Kalau mereka ingin besar kenapa tidak, kalau mau akuisisi kenapa tidak akuisisi. Kalau jelek diperbaiki, kalau sudah baik semakin baik dan kalau sudah baik banget, jadi champion," ujar dia.
Meski masuk dalam "Forbes Global 2000" di 2012 ini, Kementerian BUMN menegaskan pihaknya tidak pernah menargetkan jumlah BUMN yang harus masuk daftar 2.000 perusahaan terbesar pada 2013 mendatang. "Kami akan menunjukkan, kalau BUMN bahkan bisa lebih baik dari swasta" ujarnya.
Seperti diketahui, sebanyak 6 dari 10 perusahaan Indonesia yang masuk dalam jajaran 2.000 perusahaan besar dunia merupakan perusahaan milik pemerintah. Penilaian dari Forbes ini didasarkan kepada pendapatan, laba, dan aset perusahaan.
Diantara 10 perusahaan Indonesia itu, dua BUMN yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk menempati dua posisi teratas. Sementara tiga BUMN lain yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk menempati urutan 5,6, dan 7 di Indonesia.
PT Semen Gresik Tbk menempati posisi kesembilan, atau berada di atas perusahaan pertambangan batu bara, PT Bumi Resources Tbk. (ref : Tempo)
Sekretaris Kementrian BUMN Wahyu Hidayat mengatakan, masuknya enam BUMN dalam daftar perusahaan paling berpengaruh di dunia merupakan bukti perusahaan plat merah tak kalah dengan swasta. Ia mengakui, selama ini BUMN diremehkan jika dibandingkan dengan swasta. "Namun saat ini sudah berubah. Masuknya enam BUMN menunjukkan kami tak kalah dengan swasta," kata Wahyu Hidayat di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Jumat 20 April 2012 lalu. "Kita juga bisa lebih tinggi dari Unilever, dan lain sebagainya,"
Wahyu mengatakan, kementerian selalu mendukung BUMN untuk menjadi lebih baik. Ini sesuai dengan amanat Menteri Dahlan Iskan. "Kalau mereka ingin besar kenapa tidak, kalau mau akuisisi kenapa tidak akuisisi. Kalau jelek diperbaiki, kalau sudah baik semakin baik dan kalau sudah baik banget, jadi champion," ujar dia.
Meski masuk dalam "Forbes Global 2000" di 2012 ini, Kementerian BUMN menegaskan pihaknya tidak pernah menargetkan jumlah BUMN yang harus masuk daftar 2.000 perusahaan terbesar pada 2013 mendatang. "Kami akan menunjukkan, kalau BUMN bahkan bisa lebih baik dari swasta" ujarnya.
Seperti diketahui, sebanyak 6 dari 10 perusahaan Indonesia yang masuk dalam jajaran 2.000 perusahaan besar dunia merupakan perusahaan milik pemerintah. Penilaian dari Forbes ini didasarkan kepada pendapatan, laba, dan aset perusahaan.
Diantara 10 perusahaan Indonesia itu, dua BUMN yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk menempati dua posisi teratas. Sementara tiga BUMN lain yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk menempati urutan 5,6, dan 7 di Indonesia.
PT Semen Gresik Tbk menempati posisi kesembilan, atau berada di atas perusahaan pertambangan batu bara, PT Bumi Resources Tbk. (ref : Tempo)